laman oi

Minggu, 13 Oktober 2013

BIOGRAFI MARJINAL
Kembali kita mempunyai band yang berkualitas
dan tidak hanya sekedar musik biasa. langsung
saja kita simak biografinya.
Band asal jakarta ini bernama
Marjinal . Kelompok
musik ini sebelumnya bernama Anti ABRI,
bersamaan dengan berubahnya nama institusi
militer di Indonesia, nama
Anti ABRI -pun berubah
lagi menjadi Anti Military. Melalui lirik-lirik lagunya,
Marjinal dapat dikategorikan sebagai kelompok
musik berhaluan anarko-punk, karena liriknya
banyak memuat tema-tema politik, dan semangat
perubahan sosial. Beberapa lagu yang diciptakan
oleh mereka banyak dinyanyikan oleh para aktivis
yang sedang berdemonstrasi. Sejak berdirinya,
kelompok ini telah menghasilkan beberapa album,
diantaranya adalah: *
Anti Military -
Termarjinalkan - Predator
Sejak Marjinal bermarkas di Gang Setiabudi, Setu
Babakan, Jakarta Selatan, dari hari ke hari kian
banyak saja anak muda yang datang dan terlibat
dalam program workshop. Selain membuka
workshop cukil kayu dan musik, Marjinal
mengusahakan distro sederhana. Sebuah lemari
etalase diletakkan di beranda, menyimpan pelbagai
produk Taringbabi; dari kaos, kaset, pin, stiker,
emblem, zine sampai buku-buku karya Pramoedya
Ananta Toer. Di dinding didisplay puluhan desain
kaos, di ruang tamu yang selalu riuh itu. Di tengah-
tengah kotak display, ada gambar tengkorak yang
berbarik sebagai ikon Taringbabi. Para punker
biasanya datang secara berkelompok. Biasanya
mereka duduk-duduk di beranda depan, melepas
penat, setelah seharian berada di jalanan, sambil
asyik ngobrol dan bermain musik. Dengan ukulele
(kentrung), gitar dan jimbe mereka menyanyikan
lagu-lagu Marjinal. Bob dan Mike pun ikut nimbrung
bernyanyi bersama. Mike memberitahu accord atau
nada sebuah lagu, dan menjelaskan makna dari
lirik lagu itu.
Proses belajar dan mengajar, secara tidak langsung
terjadi di komunitas, dengan rileks. Sebagian besar
anak-anak itu memilih hidup di jalanan, sebagai
pengamen. Ada yang masih sekolah, banyak juga
yang putus sekolah. Mereka mengamen untuk
membantu ekonomi orangtua. Sebagian besar
mereka berlatar belakang dari keluarga miskin
kota, yang tinggal di kampung-kampung padat
penduduk; Kali Pasir, Mampang, Kota, Matraman,
Kampung Melayu, Cakung, Cengkareng, Cipinang
dan lain sebagainya. Bahkan ada yang datang dari
kota-kota seperti Medan, Batam, Serang, Bandung,
Indramayu, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang,
Yogyakarta, Malang, Surabaya, Denpasar, Makasar,
Manado, dll. “Dengan mengamen mereka bisa
bertahan hidup, dengan mengamen mereka bisa
membiayai sekolah dan membantu belanja
sembako untuk ibu mereka.,” kata Mike, aktifis
Marjinal. Jika sekilas memandang penampilan
mereka, boleh dibilang sebagai punk: ada yang
berambut mohawk, jaket penuh spike, kaos hitam
bergambar band-band punk dengan pelbagai
slogan anti kemapanan. Kaki mereka dibalut celana
pipa ketat dan mengenakan sepatu boot, ada juga
yang hanya bersandal jepit.
Kegiatan
Selain bermusik, Marjinal juga terlibat aktif dalam
gerakaan perlawanan terhadap system yang
menghegemoni. Marjinal sering melakukan
pengorginisiran dan bekerja sama dengan
komunitas yang lain. Marjinal juga melakukan
perlawanan lewat graffiti, cukil, sablun, emblem,
pin, dan rumah komunitas marjinal selain sebagai
‘home base’ juga sebagai media pendidikan dan
distro.
Kontak
a: Jl. Moh Kafi II, Gg Setiabudi No. 39,
Rt.11, Rw.8 Srengsengsawah, Jagakarsa, Jakarta
Selatan
12640, Indonesia
t: 021-7270666
e: taringbabi@yahoo.com
Bila kalian ingin lihat profil lebih lengkap tentang
marjinal
silakan klik di bawah ini :
sumber - marjinal.site90.com
Terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar